Riwayat Adzan - Percakapan Rasulullah dan Sahabat



"Kita gunakan saja bendera, ya Rasulullah," usul seorang sahabat.

"Bendera tidak membangunkan orang tidur, gunakan saja terompet," usul yang lain.

"Terompet mungkin terlalu keras, bagaimana dengan lonceng?" tambah sesorang.

"Mungkin tidak perlu semua itu, cukuplah menyuruh seseorang berseru, 'Ash Shalah!" usul sahabat yang lain.

Rasulullah pun menyetujui usul terakhir ini. Lalu beliau bersabda, "Ya Bilal, bangunlah dan panggillah orang dengan 'Ash Shalah!"

Maka, apabila waktu shalat tiba, Bilal pun berseru-seru, "Ash shalatu jami'ah! Shalatlah berjamaah! Shalatlah berjamaah!"

Sampai suatu malam, Abdullah bin Zaid yang berada dalam keadaan setengah tertidur melihat seorang laki-laki membawa genta. Abdullah ingin membelinya untuk memanggil shalat. Orang itu berkata, "Akan kutunjukkan yang lebih baik daripada itu. Berserulah Allahu Akbar! Allahu Kabar! Asyhadu allaa ilaaha illallah! Asyhadu allaa ilaaha illallah! Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah! Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah! Hayya 'alasshalah! Hayya 'alasshalah! Hayya 'alal falah! Hayya 'alal falah! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Laa ilaaha illallah!"

Kemudian, orang tersebut berdiri ke tempat yang agak jauh dan mengajarkan bacaan iqamat. Keesokan harinya, Abdullah bin Zaid mengabarkan mimpinya kepada Rasulullah. Dengan wajah berseri, Rasulullah bersabda, "Itu mimpi yang benar, Insya Allah. Pergilah engkau menemui Bilal karena Bilal itu suaranya lebih tinggi dan lebih panjang. Ajarkanlah Bilal segala apa yang diucapkan orang dalam mimpimu itu. Hendaklah Bilal memanggil orang shalat dengan cara demikian itu!"

Sahabat fillahku, Bilal pun kemudian mengumandangkan adzan dan iqamat seperti yang diajarkan Abdullah bin Zaid kepadanya. Mendengar Bilal, Umar bin Khattab datang tergopoh-gopoh menemui Rasulullah sambil berkata, "Ya Rasulullah! Demi Zat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh semalam saya telah bermimpi bertemu seseorang dan berseru sebagaimana yang diucapkan Bilal."

Rasulullah pun bersabda, "Segala puji bagi Allah, demikian itulah yang lebih tetap."

📝
Tambahan :

Bilal, Seorang Laki-Laki Penduduk Syurga

Semakin lama, Bilal semakin dekat di hati Rasulullah, yang kemudian menyatakan Bilal sebagai seorang laki-laki penduduk surga. Akan tetapi, sikap Bilal tidak berubah. Ia tetap seorang yang mulia, besar hati, dan selalu memandang dirinya tidak lebih dari seorang Habasyah yang pernah menjadi budak belian.

📕
Sumber :
Grup "One Day One Siroh"

🎀🎀🎀

0 Response to "Riwayat Adzan - Percakapan Rasulullah dan Sahabat"

Posting Komentar