Oleh: Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher
Apa sih definisi kebahagiaan menurut psikologi? Sebab orang nggak akan bertanya apa arti kebahagiaan menurut ilmu-ilmu eksakta lain seperti matematika dan sains. Psikologi lah ilmu yang paling berhak mendefinisikan kebahagiaan dibandingkan ilmu-ilmu duniawi yang lain.
Elizabeth B. Hurlock dalam buku Psikologi Perkembangannya menyebutkan kebahagiaan adalah keadaan sejahtera dan kepuasan hati, yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila kebutuhan dan harapan tertentu seseorang terpenuhi.
Masih menurut Hurlock, esensi kebahagiaan itu dirumuskan dalam “Tiga A Kebahagiaan”, yaitu:
1. Acceptance (sikap menerima),
2. Affection (kasih sayang),
3. Achievement (prestasi).
Kita coba lihat satu per satu ya...
1. ACCEPTANCE (SIKAP MENERIMA)
Sikap menerima bukan hanya menerima keadaan diri sendiri saja lho, tetapi juga Menerima keadaan orang lain. Betapa banyak orang yang iri pada keadaan orang lain sehingga ia menjadi tidak bahagia karenanya. Melihat orang lain sukses dan memiliki ini serta itu bisa menimbulkan rasa iri dan cemburu. Inilah salah satu faktor besar yang membuat kebanyakan orang tidak bahagia.
Menurut Shaver dan Freedman, “Kebahagiaan lebih merupakan masalah bagaimana Anda memandang keadaan Anda dan bukan apa keadaan itu... Kebahagiaan berasal dari merawat kebun sendiri dan bukan dari menginginkan kebun tetangga.”
Kenapa timbul faktor iri pada keadaan orang lain? Hal utamanya karena kita tidak menerima dengan keadaan diri sendiri.
Maka Sahabatku, terimalah keadaan yang sudah Allah takdirkan pada Anda. Bentuk fisik, banyaknya rezeki, dimana kita berada, keadaan anak-anak yang diamanahkan pada kita dan sekian banyak faktor lain harus diterima dulu sebagai kenyataan. Setelah kita nyaman dengan diri sendiri, kita akan lebih nyaman menerima keadaan orang lain.
Ajarkan juga pada anak untuk menerima diri apa adanya, sehingga timbullah rasa percaya diri padanya. Bila sudah percaya diri, ia akan mampu menerima kelebihan orang lain yang tak dimilikinya dengan baik, tanpa ada rasa iri yang bisa menimbulkan perasaan rendah diri.
2. AFFECTION (KASIH SAYANG)
Intinya: semakin baik kita diterima oleh orang lain, semakin banyak kita merasa dicintai. Maka, jadilah orang yang ramah dan berguna untuk orang lain. Jadilah orang berakhlaq mulia, kenapa? Ternyata agar kita mudah disayangi orang lain, kenapa? Ternyata agar kita bisa mendapat rasa bahagia dalam kehidupan ini. Jadi ingin agar anak dan keluarga bahagia? Yuk, ajarkan mereka agar berakhlaq mulia.
Dalam hal cinta dan kasih sayang ini, menarik apa yang disampaikan Horn, bahwa “Seseorang yang mengalami kekurangan cinta pada masa kanak-kanak akan merasa tidak berbahagia dan cenderung mengembangkan nilai-nilai yang mengabaikan ketidakbahagiaan dalam kehidupan selanjutnya.”
Jadi, beri rasa cinta dan kasih sayang yang cukup buat anak-anak agar mereka tidak kekurangan cinta di masa dewasa. Ternyata menurut psikologi masa kecil yang bahagia turut menentukan masa dewasa yang bahagia.
3. ACHIEVEMENT (PRESTASI)
Prestasi berhubungan dengan tercapai atau tidaknya tujuan seseorang dalam hidup. Bila tujuannya terlalu tinggi dan sulit dicapai, maka orang akan sulit untuk bahagia. Orang yang tujuan hidupnya di dunia terukur, tidak rumit (sederhana) serta banyak bersyukur, akan cenderung mudah meraih kebahagiaan.
Psikologi menghubungkan prestasi dengan rasa cinta lho. Contohnya: seorang eksekutif pekerja keras yang sukses meraih penghasilan tinggi belum tentu bahagia. Kenapa? Sebab prestasi harus diakui dengan cinta dari orang lain. Bos yang galak dan dibenci bawahan akan sulit merasa bahagia. Sebab prestasi tanpa cinta akan mengakibatkan perasaan “ada yang kurang”. Perasaan inilah yang membuat seseorang tidak bahagia.
Jadi, ajarkan pada anak-anak bahwa semua prestasi yang dicapai harus berguna juga buat orang lain, bukan hanya untuk kebanggaan diri sendiri. Kenapa? Agar anak nanti jadi dermawan, ramah dan suka berbagi. Kenapa? Agar dengan demikian ia akan berbahagia.
Kesimpulannya: kebahagiaan memang berputar pada akhlaq yang mulia. Bila kita mampu mengajarkan akhlaq yang mulia pada anak-anak, maka kita sudah memberikan mereka modal besar untuk berbahagia.
Salam Smart Parents !
Sumber :
https://m.facebook.com/story/graphql_permalink/?graphql_id=UzpfSTEwMDAyMzg2MDM3MjQzNjozNTMxMzUwNTg4MjUxNzA%3D
0 Response to "Kebahagiaan Menurut Psikologi"
Posting Komentar