ilustrasi |
🚀🚀🚀
Diantara ribuan sperma yang berpacu menuju indung telur, kitalah yang tercepat.
Diantara jutaan alaqoh (zigot) yang tumbuh, kita terlahir selamat padahal yang lain gugur sebelum bisa melihat terangnya dunia.
Diantara balita lucu yang menggemaskan, kita terus hidup, sementara yang lain mungkin sudah dipanggil lebih dahulu.
Diantara kanak-kanak yang tumbuh, sebagian dari kita dapat mengecap ilmu pendidikan sedangkan sebagian besar lainnya mungkin hanya bisa bermimpi.
Dan diantara orang dewasa yang terus berjuang, kita masih yang terdepan dengan talenta dan kemampuan yang terus terasah, padahal sebagian yang lainnya satu persatu gugur.
🌏🌍🌎
Alam terus menyeleksi,
bukan untuk mencari yang terkuat, karena yang demikian bisa tumbang akibat penyakit.
Bukan untuk mencari yang elok, karena pasti akan menua dan renta.
Bukan pula untuk popularitas, karena satu kesilapan akan menenggelamkan semua kepopuleran yang ada.
Apalagi untuk kekayaan, karena tak sedikit yang gelap mata, terjerumus dan terhina oleh harta.
Akan tetapi, semesta mencari yang paling bertakwa diantara makhluk ciptaan-Nya, yang pandai bersyukur atas karunia dan sabar dalam menghadapi musibah, bermental baja dan istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya dan yang setia hanya pada satu Illah hingga akhir hayat.
Apapun bentuk seleksi alam yang kita hadapi,
mari kita bertasbih bersama semesta,
mengagungkan dan larut dalam Asmaul Husna,
serta terus berusaha membumikan Al Qur'an dengan Tilawah dan Dakwah.
✊✊✊
Tulisannya Mba Wedhya Wardani (Anggota ODOJ)
0 Response to "Seleksi Alam"
Posting Komentar