Mempercantik Diri sebagai Rasa Syukur Kita - Tuntunan Berhias Syar'i



Oleh Ani Yustiani/Janeeta (Perias Pengantin Syar'i)

Dibahas saat Kajian Online ODOJ pada 13 Desember 2018.

🌻🌻🌻

Berhias erat hubungannya dengan wanita. Istilah berhias dengan penggunaan make up, aksesoris bahkan berhijab, ya kan ?

Berhias menjadi hal penting karena fitrahnya wanita ingin selalu tampil cantik.

Di alam kapitalisme segalanya dilihat dari materi dan fisik, membuat mereka mengukur kecantikan secara fisik. Misal kulit putih bersih, tinggi semampai, langsing dan sebagainya. Tak heran, produk kecantikan laris manis.

Gaya hedonis pun menjangkiti muslimah zaman now. Kasus pembunuhan "gegara bedak" beberapa waktu lalu sebagai contohnya. Miris ! Bedak yang tak seberapa nilainya dibayar nyawa.

Ini adalah bukti bahwa di alam kapitalisme nyawa manusia dihargai murah. Di sisi lain, gaya hedonis terus ditancapkan di segala sendi kehidupan. Sehingga wajar jika muslimah zaman now serba bebas tanpa tahu hukumnya dalam Islam.

Boleh kok berhias, tapi ...

Berhias itu sah-sah saja.
Sungguh Islam adalah agama yang sempurna, yang mengajarkan cara berhias tanpa merendahkan martabat wanita itu sendiri.

Allah ta‘ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A‘raaf, 7: 31).

Dari ayat tersebut, tampak kebolehan berhias bagi wanita. Namun Allah tidak menyukai ketika berlebihan. Maksudnya bagaimana ?

Adalah ketika berhias tetap harus mengikuti koridor syara', yakni tidak tabarruj dan wajib menutup aurat.

1. Tidak Tabarruj

Tabarruj adalah berlebihan dalam menampakkan perhiasan dan kecantikan, seperti : kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau menampakkan perhiasan tambahan.

Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki.” (Fathul Qadiir karya asy- Syaukani).

Allah ta‘ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzab, 33: 33).

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata, “Arti ayat ini: janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita jahiliyah yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita) dan sebab-sebabnya.” (Taisiirul Kariimir Rahmaan karya Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di).

Jadi, wanita muslimah sah-sah saja dandan, tapi tetap sesuai hukum syara'. Tidak boleh tabarruj baik dalam penggunaan make up, aksesoris mapun pakaian. Sederhana tapi syar'i itu yang seharusnya kita lakukan. Bukankah pahala-Nya yang harus kita raih, bukan semata pandangan manusia ?

2. Menutup Aurat

Terkait aurat, ternyata masih banyak peremehan yang dilakukan oleh muslimah. Banyak kita jumpai muslimah menutup aurat secara syar'i saat pengajian saja. Sedang ketika bekerja atau aktivitas lainnya menggunakan pakaian yang tidak syar'i, seperti celana atau lainnya. Padahal pemahaman tentang aurat sangatlah penting. Termasuk bagaimana cara menutupnya sesuai tutorial yang telah Allah subhanahu wa ta'ala berikan.

Allah ta‘ala berfirman yang artinya,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita-wanita mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” (QS. An-Nuur, 24: 31).

Dan Allah ta'ala berfirman yang artinya,
"Wahai Nabi ! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab, 33: 59)

Menutup aurat bagi wanita adalah wajib, dan cara menutupnya pun telah Allah jelaskan dalam firman-Nya di atas. Bahwa wanita muslimah wajib menutup auratnya dengan menggunakan Khimar (kerudung) dan Jilbab (pakaian yang longgar dan tidak transparan dari leher hingga menutup kaki atau yang biasa disebut dengan gamis).

Kedua pakaian inilah (khimar dan jilbab) yang wajib dikenakan seorang wanita muslimah ketika hendak keluar rumah. Dan disertai penggunaan kaos kaki sebagai pelengkap karena kaki juga termasuk aurat.

Sungguh Allah Ta‘ala yang mensyari‘atkan hukum Islam lebih mengetahui kebaikan bagi para hamba-Nya. Dia-lah yang mensyari‘atkan aturan yang sangat sesuai dengan kondisi mereka di setiap zaman dan tempat. Maka, sudah sepantasnya bagi kita, muslimah, untuk tunduk kepada syari‘at Allah, termasuk di dalamnya aturan untuk berhias.

Wallahu a'lam bish shawab.

❓❓❓

Question & Answer


Q : Bagaimana dengan muslimah zaman now yang jilbab dan khimarnya warna-warni terlihat cantik, ditambah bros-bros blink-blink. Apa itu termasuk dalam kategori tabarruj ?
A : Bismillah, maaf. Bila itu untuk keseharian, seperti ke pasar, antar-sekolah, jalan dengan keluarga itu masuk ke tabaruj. Tapi bila kita dalam acara walimahan dan hanya akhwat saja dan semua pakai perhiasan itu hanya sesekali insya Allah tidak apa-apa.


Q : Riasan apa yang sederhana tapi keliatan cantik mbak ?
A : Kalau riasan yang sederhananya, cukup pelembab, tabir surya dan bedak itu cukup. Agar lebih berwarna bisa pakai lipstik warna bibir. Meski kita tidak suka berhias, tabir surya kita harus pakai sebagai penangkal sinar matahari dan polusi. Intinya perawatan wajah harus rutin tidak berhias gapapa asal bersih dan sehat.


Q : Bagaimana hukumnya jika kita merias alis kita tanpa mencukurnya, dengan cara mengukirnya. Apakah itu sama hukumnya dengan mencukur alis, tapi khususnya pekerjaan di bidang merias pengantin alis sangat diperhatikan.
A : Bismillah, tidak apa-apa bila melukis yang tidak permanen.


Q : Kalo misal kita ber-make up buat jualan gimana tuh ? Kan saya jualan make up.
A : Hukum syari tetep tidak boleh, karena kita berhias hanya untuk suami. Maaf, saya perias tapi tidak ber-make up juga.


Q : Saya mau bertanya soal pakaian. Saya punya hobi traveling. Untuk memudahkan saya berpergian, biasanya saya menggunakan celana yang longgar. Karena lebih simple dan mudah untuk bergerak. Bagaimana hukumnya ?
A : Tetep celana namanya. Semua bisa karena biasa.


Q : Tabir surya milih yang gimana ?
A : Yang cocok dengan kita, karena semua kosmetik itu baik, tergantung kita cocok atau tidak.
Kalau saya suka pakai DD creamnya Wardah (jelas halal,  murah dan lengkap komposisinya -pelembab, ts, bedak-) maaf bukan promosi.


Q : DD cream dan BB cream beda ya ?
A : DD cream komposisinya lebih lengkap dari BB cream. Tapi perlu dicoba dulu. Setiap orang beda-beda reaksinya dengan kosmetik.

📌
Catatan
Bismillah...
1. Membersihkan wajah sebelum tidur itu wajib, karena muka kita ini selalu terpapar debu walaupun di rumah debu pasti ada.
2. Setelah mandi pakai tabir surya,  walau tidak pergi tetep pake karena di dalam rumah juga ada sinar matahari yang masuk.
3. Setiap 28 hari kulit ari wajah kita mengelupas, bila menumpuk mengakibatkan kusam dan itu tidak bisa dibersihkan dengan sabun atau cleansing saja, perlu discrub untuk mengangkat sisa-sisa kulit yang mati.

0 Response to "Mempercantik Diri sebagai Rasa Syukur Kita - Tuntunan Berhias Syar'i"

Posting Komentar