9 Virus yang Menjadi Duri dalam Ukhuwah

ilustrasi


Materi ini diambil dari notulensi kajian yang diselenggarakan oleh ODOJ Indonesia (Grup AIHQ Darul Maqamah) yang diisi oleh Ummul Aimana (Bunda Malik) pada hari Kamis, 11 Oktober 2018.

❤๐Ÿ’›๐Ÿ’š

Dalam untaian bait puisinya, Imam Syafi’i berkata :

Ketika aku memaafkan dan tidak menyimpan iri di hati, Jiwaku tenteram bebas dari tekanan rasa permusuhan.
Kuucapkan salam di saat berjumpa lawan, agar menahan bibit permusuhan.
Dengan ucapan salam, kutampakkan wajah berseri kepada orang yang kubenci.
Seakan berbunga hatiku penuh kecintaan, manusia adalah penyakit, penawarnya dengan cara mendekati.
Jika menjauhi berarti mengabaikan cinta sejati.

❤๐Ÿ’›๐Ÿ’š

Ukhuwah dalam kecintaan pada Allรขh Swt adalah nikmat yang agung. Kecintaan ini memiliki banyak buah bermanfaat dengan pertolongan Allรขh Swt.
Sebagaimana firman-Nya :

ูˆَุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ู†ِุนْู…َุฉَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฅِุฐْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุฃَุนْุฏَุงุกً ูَุฃَู„َّูَ ุจَูŠْู†َ ู‚ُู„ُูˆุจِูƒُู…ْ ูَุฃَุตْุจَุญْุชُู…ْ ุจِู†ِุนْู…َุชِู‡ِ ุฅِุฎْูˆَุงู†ًุง
๐Ÿ“–
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (Ali Imran : 103)

๐Ÿ“–
“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan- Nya dan dengan para mu’min, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” (Al-Anfaal : 62-63)

๐ŸŒท
Alangkah indah, sebuah masyarakat Islam yang tersebar di dalamnya kelembutan dan kecintaan. Setiap individu merasa apa yang dirasakan orang yang dekat dengannya.

Namun Syaitan ketika melihat kecintaan yang berada diantara sesama kaum Muslim, ia tidak akan tenang sampai ia bisa merusak ikatan ukhuwah dan memporak-porandakan sendi ukhuwah itu.

Masyarakat yang tadinya saling berlemah-lembut dan tolong menolong diantara sesama mereka menjadi terpecah dan tercerai-berai. Maka tidak ada yang bisa menjaga kita kecuali Allah Swt yang mementahkan keburukan dan menyingkap tipu daya mereka dimana bisa menjadi duri dalam Ukhuwah Islamiyah berupa virus-virus yang berjangkit di hati.


Apa saja virus-virus itu.. ?

Berikut adalah virus-virus di hati penyebab duri dalam ukhuwah :

1. Tamak akan kenikmatan dunia

Hal ini termasuk akhlaq yang paling tercela, yaitu tamak akan kenikmatan dunia sehingga menginginkan milik orang lain dan hasad.


Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
“Hasad termasuk penyakit jiwa dan menimpa mayoritas manusia, tidak ada yang terlepas kecuali sedikit. Karena itu dikatakan, ‘Tidak akan kosong sebuah jasad dari hasad, tetapi orang tercela menampakkannya dan orang mulia akan menyembunyikannya.’”

๐Ÿ”น
Banyak terjadi dua orang sahabat yang saling mencintai dengan tulus sehingga masing-masing merasa berat untuk berpisah dari sahabatnya, tiba-tiba sikap mereka berubah ketika tergiur dengan gemerlap dunia dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Jika ketergantungan terhadap dunia dan perhiasannya semakin bertambah akan semakin berkurang rasa tolong menolong dan akan semakin langka itsar (mendahulukan saudaranya atas dirinya).

Disinilah sifat itsar kita diuji.
Sebaik-sebaik sifat itsar adalah yang seperti dilakukan oleh kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin sebagaimana Allah Swt kabarkan dalam Al Quran (baca QS. Al-Hasyr ayat 9).

2. Tidak santun dalam berbicara

Ini merupakan pintu yang paling leluasa bagi setan untuk masuk menebar bibit-bibit perselisihan dan permusuhan di antara sahabat. Banyak yang beranggapan, hubungan istimewa yang terjalin dengan sahabatnya membebaskannya dari tutur kata yang sopan.

๐Ÿ”
Contoh bentuk bicara kepada saudara kita yang harus dihindari adalah :
Berbicara dengan nada suara tinggi dan menggunakan kata-kata kasar.
Tidak mendengar saran saudaranya, enggan menatap ketika berbicara atau memberi salam, tidak menghargai keberadaannya.
Bercanda secara berlebihan.
Sering mendebat dan membantah.

๐Ÿ”ธ
Salah satu faktor paling signifikan yang dapat memicu rasa benci dan dengki antara sahabat adalah kebiasaan berselisih/berbantah-bantahan yang seringkali tanpa didasari oleh ketulusan dalam upaya mencari kebenaran.

3. Berbeda sikap, bersikap sombong dan kasar

๐Ÿ’”
Perbedaan sikap yang menimbulkan kesombongan dan kasar salah satu contohnya adalah menolak pemberian sahabat yang sudah tulus untuk ucapan terimaksih dengan alasan bahwa masih ada yang lebih membutuhkan dari dirinya, ini adalah sikap yang membuat luka sahabat/teman kita, bukankah saling memberi hadiah antara sahabat dianjurkan oleh Rasulullah Saw, tidak melihat kepada seseorang butuh atau tidak atau merasa lebih kaya atau tidak, tapi lebih kepada menjaga kasih sayang antara sahabat itu sendiri..?

๐Ÿ’”
Toh jika merasa tidak butuh terima saja dan pemberian itu kemudian diberikan kepada orang yang yang membutuhkan setelah itu, ini lebih baik untuk menjaga kerendahan hati seorang mukmin, dan tidak melukai hati.

๐ŸŒท
Di antara faktor yang dapat menambah keakraban ukhuwah sekaligus menjaganya dari kehancuran adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan beberapa kebiasaan sahabat. Sebaliknya, sering berseberangan dengan sahabat dapat mengurangi keakraban. Tetapi tentunya semua itu dilakukan dengan syarat tidak melanggar aturan syari’at agama.

๐ŸŒท
Terhadap saudara atau sahabat, kita juga harus bersikap lembut dan tidak sombong. Anas bin Malik, pelayan Rasulullah Saw pernah menceritakan tentang kelemah-lembutan Rasulullah Saw Kata beliau :
“Aku menjadi pelayan Rasulullah Saw selama 10 tahun, dan selama itu beliau tidak pernah mengeluh atau mengomentari pekerjaanku, seperti mengatakan, ‘Kenapa kamu lakukan ini?’, juga tidak pernah berkomentar ketika aku tidak melakukan sesuatu, seperti mengatakan ‘Kenapa kamu tidak melakukan ini ?’

4. Ghibah

Allahh Swt telah melarang untuk saling ghibah satu sama lain. Allah Swt berfirman,

๐Ÿ“–
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat/49 :12)

๐Ÿ’ข
Ghibah bermakna seseorang menyebut saudaranya yang tidak ada di hadapannya dengan yang tidak ia sukai, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,
“Apakah kalian mengetahui apa itu ghibah ?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Rasulullah Saw bersabda,
“Kalian menyebut saudaramu dengan apa yang dia tidak sukai" Dikatakan, “Apa pendapat Rasulullah jika apa yang aku sebutkan ada pada saudaraku ?” Rasรปlullรขh Saw bersabda, “Jika apa yang engkau katakan ada padanya, sungguh engkau telah men-ghibah-nya, jika yang kau katakan tidak benar sungguh engkau berdusta dan mengada-ada.” (HR. Muslim, Shahih 2589 dari Abu Hurairah)

๐Ÿ’ข
Ghibah akan memutus ukhuwah keimanan, karena secara umum hal ini tidak akan menjadi rahasia yang tersimpan (namun akan tersebar). Hanya sedikit orang yang menyembunyikan perkataan, bahkan perkataan ini sampai pada empunya. Maka ia akan benci pada orang yang menggunjingnya dan akan terjadi permusuhan di antara mereka.

5. Menegur di depan orang lain

๐Ÿ”น
Salah satu hak ukhuwah terhadap saudara kita adalah memberi nasihat apabila ia melakukan kemungkaran, maksiat atau kesalahan, dengan tujuan agar ia kembali pada kebenaran sekaligus terhindar dari ancaman kemurkaan dan siksa Allah Swt.

๐Ÿ”ธ
Namun demikian, nasihat tidak boleh dilakukan secara terbuka di tengah keramaian umum, kecuali dengan alasan yang mendesak, karena merupakan sifat manusia, dia tidak suka jika keburukan-keburukan nya dibuka di depan umum. Lebih dari itu, menasihati atau menyebut kesalahan seseorang di muka umum merupakan penyebab cepat pudarnya rasa cinta dan mudah tertananam bibit-bibit permusuhan karena merasa dicemarkan dan dihina, juga dapat menimbulkan sifat keras kepala dan nafsu untuk membalas dendam.

๐Ÿ”น
Akan lebih baik baik bila seseorang dikritik atau dinasihati dalam keadaan menyendiri, ia akan lebih menerima, mampu memahami permasalahan dengan jelas.

6. Sering menegur dan enggan memaafkan

๐Ÿ”ธ
Sikap sering menegur dan menekan sahabat dapat mengakibatkan terpuruknya tali ukhuwah, karena ia beranggapan bahwa kita tidak dapat menerima kekurangannya sekecil apapun, atau menganggap kita selalu diliputi prasangka buruk terhadapnya. Jika kita terus menggunakan cara bergaul seperti ini, tentu kita tidak akan mendapatkan seorang sahabat yang bebas dari kekurangan. Artinya, kita tidak akan pernah bisa menjalin ukhuwah.

๐ŸŒท
Kita memang dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang shalih. Akan tetapi perlu diingat juga bahwa tidak ada sahabat yang bebas dari kekurangan, sebagaimana kita pun tidak lepas dari kekurangan. Maka terimalah kekurangannya sebagaimana ia menerima kekurangan kita.


Fudhail bin ‘Iyadh berucap :
“Siapa mencari sahabat tanpa cacat, niscaya sepanjang hidupnya tidak mendapat sahabat.”

๐ŸŒท
Salah satu ciri ukhuwah yang tulus lainnya adalah suka memaafkan dan lapang dada terhadap kesalahan.


Hasan bin Wahb berkata :
"Diantara hak-hak ukhuwah adalah memaafkan kesalahan sahabat dan terbuka atas segala kekurangannya.”

7. Mudah percaya hasutan orang

๐Ÿ”ธ
Suatu kesalahan besar jika mudah mempercayai isu yang berkembang mengenai sahabat kita, atau menuduhnya telah melakukan perbuatan yang menyakitkan, hanya berdasarkan kepada kabar burung dan isu yang diterima. Waspadalah, karena banyak orang yang dengki kepada orang-orang yang terikat dalam jalinan ukhuwah. Para pendengki tersebut mempunyai kecemburuan yang sangat tinggi. Mereka tidak suka melihat hubungan tulus yang begitu kuat mengikat hubungan orang² yang bersahabat, mereka tidak tenang selama tali ukhuwah tersebut belum tercerai-berai.

Oleh karena itulah, orang-orang yang dipertemukan oleh Allah Swt dalam sebuah jalinan ukhuwah harus yakin bahwa satu sama lainnya saling mencintai karena Allah, saling mencintai dengan penuh ketulusan yang muncul dari nurani yang paling dalam. Dengan demikian, sekuat apapun para pendengki memusuhi, tetap tidak akan mampu menggoyahkan kokohnya konstruksi ukhuwah seperti yang difirmankan Allah Swt dalam Surat Al Anfal : 63.

8. Membuka rahasia

๐Ÿ”น
Salah satu faktor yang dapat mempertahankankan ukhuwah adalah menjaga rahasia sahabat agar tidak tersebar. Rasulullah Saw bersabda :
“Jika seseorang diberitahu oleh sahabatnya mengenai suatu hal, lalu ia pergi, maka hal tersebut telah menjadi amanat (rahasia yang harus dijaga) baginya.” (Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad)

Sebagian ulama menggambarkan mengenai sahabat yang membawa malapetaka jika dekat dengannya, yaitu orang yang jika dekat, ia berusaha mengetahui rahasia, mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kita, memperhatikan kesalahan dan kekurangan, menghitung kesalahan-kesalahan kecil yang tidak disengaja, menghafal saat-saat kita tergelincir ucapan atau perbuatan spontan dalam keadaan biasa maupun sedang marah, atau di dalam pembicaraan terbuka dan lepas yang siapapun sulit terhindar dari kelalaian, kemudian ia menjadikan semua itu sebagai senjata untuk menjatuhkan sahabatnya di kala terjadi perselisihan.

Semoga kita semua terhindar menjadi sosok sahabat yang seperti ini.
Naudzubillah mindzalik.

9. Sikap acuh/tidak peduli

๐Ÿ”ธ
Ukhuwah yang tidak dihiasi dengan kehangatan perasaan dan gejolak rindu, adalah ukhuwah yang kering. Ia akan segera gugur dan luntur.

Imam Ahmad dalam bukunya az-Zuhd dan Ibnu Abi Dunya dalam bukunya al-Ikhwan, menceritakan bahwa pada suatu malam Umar bin Khaththab teringat kepada seorang sahabatnya, dan ia terus bergumam lirih : “Mengapa malam ini terasa begitu panjang.”
Maka setelah menunaikan shalat Shubuh, Umar segera menemui sahabatnya itu dan memeluknya dengan erat. Itulah perasaan yang membuat seseorang merindukan saudaranya, sehingga berangan-angan agar tidak berpisah darinya, baik di dunia maupun di akhirat.

Berempati atas semua musibah dan penderitaan yang dialami saudara atau sahabat serta memperhatikan keperluan-keperluannya merupakan salah satu hal yang bisa mempererat ukhuwah. Seorang ulama salaf berkata :  “Jika seekor lalat hinggap di tubuh sahabatku, aku benar-benar tidak bisa tinggal diam." (Abu Hayyan at-Tauhidi, al-Mukhtar minash Shadaqah wash-Shadiq).

๐ŸŒท
Perasaan yang tulus juga akan mendorong seseorang untuk mendoakan sahabatnya ketika berpisah dan menyebut namanya dalam waktu-waktu terkabulnya do’a.
Sabda Rasulullah :
“Do'a seorang muslim untuk kebaikan saudaranya yang dilakukan dari kejauhan, niscaya akan dikabulkan.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Ahmad)

Oleh karena itu sahabat surga, marilah kita berusaha bersama sama menjaga ukhuwah Islamiyah kita dengan memahami hal-hal yang merusaknya.
Menjaga ukhuwah Islamiyah dengan saling memahami antar kita.

Wallahu A’lam bishawab

๐Ÿ“š
Maraji : Perusak-Perusak Ukhuwah (Abu Ashin Hisyan bin Abdul Qadir)
๐ŸŒ
Dakwatuna.com

0 Response to "9 Virus yang Menjadi Duri dalam Ukhuwah"

Posting Komentar