Lentera Ilmu : Pokok-Pokok Nikmat




Nikmat Allah amatlah banyak, tidak terhingga dan tak berbilang, namun ada di antaranya yang sangat besar dan pokok yang perlu untuk kita ketahui, yaitu :

πŸ”Ή
Nikmat Islam dan Iman

Demi Allah, inilah nikmat yang terbesar, di mana Allah menjadikan kita sebagai muslim yang bertauhid, bukan Yahudi yang dimurkai dan Nashara yang tersesat, yang mengatakan Allah mempunyai anak, yakni Uzair Ibnullah dan Isa Ibnullah, Maha Suci Allah dari sifat yang tak layak ini.

Ibnu Uyainah (Sufyan) berkata,
“Tidak ada satu nikmat pun dari Allah untuk hamba-Nya yang lebih utama, daripada diajarkannya kalimat la ilaha illallah.”

πŸ”Ή
Penangguhan dan Tutup Dosa

Ini juga merupakan nikmat yang sangat besar, karena jika setiap kita melakukan dosa lalu Allah langsung membalasnya, maka tentu seluruh alam ini telah binasa.

Akan tetapi Allah memberikan kesempatan dan penangguhan kepada kita untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Allah SWT berfirman,
“Dan (Dia) menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS Luqman : 20)

Berkata Muqatil,
“Adapun (nikmat) yang lahir (nampak) adalah Islam, sedangkan yang batin adalah tutup dari Allah atas kemaksiatan kalian.”

πŸ”Ή
Nikmat Peringatan

Peringatan adalah termasuk nikmat yang besar, dan ini merupakan salah satu ketelitian Allah agar hamba-Nya tidak terlena.

Tanpa kita duga terkadang ada seseorang yang datang meminta makan atau sesuatu kepada kita, yang dengan perantaraan orang yang sedang kesusahan tersebut akan membuat kita ingat terhadap nikmat yang diberikan Allah.

πŸ”Ή
Terbukanya Pintu Taubat

Merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah adalah terbukanya pintu taubat, sebanyak apa pun dosa dan kemaksiatan seorang hamba.

Selagi nafas belum sampai tenggorokan dan selagi matahari belum terbit dari barat, maka pintu taubat selalu terbentang untuk dimasuki oleh siapa saja.

πŸ”Ή
Menjadi Orang Terpilih

Nikmat ini hanya dapat dirasakan oleh orang yang beristiqamah, wara’, dan selalu menghadapkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala serta tidak menoleh kepada yang lain.

Maka Allah menguatkan hatinya ketika fitnah tersebar di sana-sini, meneguhkannya di atas ketaatan ketika orang berpaling darinya.

Allah hiasi hatinya dengan iman dan dijadikan cinta kepadanya, lalu dia benci terhadap kefasikan dan kemaksiatan. Ini termasuk nikmat paling besar yang harus disyukuri dengan sepenuhnya dan dengan sanjungan sebanyak banyaknya.

πŸ”Ή
Kesehatan, Kesejahteraan dan Keselamatan Anggota Badan

Kesehatan, sebagaimana dikata-kan Abu Darda’ Radhiallaahu anhu adalah ibarat raja. Sementara itu Salman al Farisi mengisahkan tentang seorang yang diberi harta melimpah lalu kenikmatan tersebut dicabut, sehingga dia jatuh miskin, namun orang tersebut justru memuji Allah dan menyanjung-Nya.

Maka ada orang kaya lain yang bertanya, “Aku tak tahu, atas apa engkau memuji Allah ? Dia menjawab, “Aku memuji-Nya atas sesuatu yang andaikan aku diberi seluruh yang diberikan kepada manusia, maka aku tidak mau menukarnya. Si kaya bertanya, “Apa itu ? Dia menjawab, “Apakah engkau tidak memperhatikan penglihatanmu, lisanmu, kedua tangan dan kakimu (kesehatannya) ?

πŸ”Ή
Nikmat Harta (Makan, Minum dan Pakaian)

Bakar al Muzani berkata,
“Demi Allah aku tidak tahu, mana di antara dua nikmat yang lebih utama atasku dan kalian, apakah nikmat ketika masuk (menelan) ataukah ketika keluar dari kita (membuang) ? Berkata Al-Hasan, “Itu adalah kenikmatan makan.”

Aisyah Radhiallaahu anha berkata,
“Tidaklah seorang hamba yang meminum air bening, lalu masuk perut dengan lancar tanpa ada gangguan dan keluar lagi dengan lancar, kecuali wajib baginya bersyukur.”

🌾🌾🌾

πŸ“š
Dari WAG ODOJ.
Semoga bermanfaat.

0 Response to "Lentera Ilmu : Pokok-Pokok Nikmat"

Posting Komentar