Kerinduan pada Al-Qur'an di Sisa Usia



Cerita yang Menyayat Hati : Percakapan Juru Rawat dan Pasien Rumah Sakit

Pasien : "Abang Juru Rawat, seneng ya kerja di rumah sakit ? Sudah lama ya kerja di sini ?"

Juru Rawat : "Lumayanlah, ada suka dan dukanya. Tapi, selama 5 tahun kerja di sini, saya dapat banyak pengalaman yang berkesan yang orang luar sana takkan mengetahuinya".
       
Pasien : "Apa yang menyenangkan ? Perawat-perawatnya cantik-cantik ya ?"

Juru Rawat : "Bukan... Itu biasa saja. Ada lagi yang lebih mengesankan."
   
Pasien : "Wah, apa itu ?"

Juru Rawat : "Disini setiap hari saya lihat pasien meninggal dunia. Kerja saya ngurusi kencing dan berak mereka, bersihkan mereka sampai ke urusan jenazah."

"Apa yang saya lihat sepanjang saya bekerja di RS ini, betapa ramainya diantara mereka yang sudah meninggal. Sebelum meninggal meminta-minta apakah ada dari keluarga ahli waris atau Juru Rawat yang bawa Kitab Al-Qur'an."

"Ada yang nggak bisa baca Al-Qur'an, ada yang suruh kami bacakan, ada juga yang tidak sempat sentuh Al-Qur'an, tak sempat baca Al-Qur'an, Allah telah pun mengambil nyawa mereka... Dan saat dibacakan Al-Qur'an pada mereka, berlinanganlah air mata mereka."

"Saya lihat betapa orang-orang yang berada di saat-saat akhir kehidupannya, sebagian besar ingin sekali menyentuh Al-Qur'an. Kalau bisa, maunya mati dengan peluk Al-Qur'an."

"Pengalaman-pengalaman yang saya lalui di sini buat hati ini insaf. sadar tentang satu hal yang sangat penting."

Pasien : "Hmm. Apa dia ?"

Juru Rawat : "Apa yang kita biasa pegang ketika kita masih sehat, apa yang kita biasa baca dan belai ketika masih hidup... Itu jugalah yang kita akan dapat pegang dan sentuh di akhir hayat...

Jika kita selalu pegang handphone di tangan setiap waktu ..Shalat tidak tepat waktu.. Sepanjang waktu memegang HP dan sibuk gadget, mungkin pula di akhir hayat kita nanti.. itu pula yang kita kerjakan..

Dapatkah kita sentuh dan pegang Al-Qur'an ? Sedangkan tangan kita tak biasa pegang Al-Qur'an, sehari sekalipun susah membuka Al-Qur'an apalagi membaca atau mentadabburinya...

Ya Allah... Ar-Rahman.. Ar-Rahim..

Sungguh, kita sudah tak perlu handphone atau gadget di akhir nyawa kita.. kita sangat memerlukan Al-Qur'an.. Barulah kita sadar saat itu bahwa waktu yang kita miliki sudah terbuang begitu saja...
oh... Allah.. Allah..

Pasien : (meneteskan air mata..) "Mas Juru Rawat tolong bacakan saya Al-Qur'an...saya tak bisa baca Al-Qur'an.. saya buta Tajwid..."

Juru Rawat itu tersenyum. Dikeluarkan Al-Qur'an mini dari kantong bajunya, lalu dia membacakan Al-Qur'an pada  pasien itu.

Hampir 9 dari 10 pasien yang beragama Islam yang berada di Rumah sakit itu kebanyakannya memperlihatkan wajah penuh kesedihan serta menyesal, menyesal dan menyesal tidak ambil kesempatan untuk membaca Al-Qur'an ketika sehat dan lapang. 
Wajah-wajah ketakutan  dan seram bila ambang maut mendekati? Naudzubillah...

Benar sekali kalam Al Imam Al-Ghazali, bahwa :

♻ Yang singkat itu - "waktu".
♻ Yang menipu itu - "dunia".
♻ Yang dekat itu - "kematian".
♻ Yang besar itu - "hawa nafsu".
♻ Yang berat itu - "amanah".
♻ Yang sulit itu - "ikhlas".
♻ Yang mudah itu - "berbuat dosa".
♻ Yang susah itu - "sabar".
♻ Yang lupa itu - "bersyukur".
♻ Yang membakar amal itu - "mengumpat".
♻ Yang ke neraka itu - "lidah".
♻ Yang berharga itu - "iman".
♻ Yang menenteramkan hati itu - "teman sejati".
♻Yang ditunggu Allah SWT itu -"taubat".

Allahumma Shalli 'Alaa Muhammad Wa 'Alaa Aali Muhammad.

Semoga bermanfaat...

Aamiin Allahumma Aamiin.

0 Response to "Kerinduan pada Al-Qur'an di Sisa Usia"

Posting Komentar