Orangtua saya bernama Oman Romansyah dan Rosmiyati. Keduanya merupakan orang yang sangat berarti bagi saya. Oleh karena itu, saya ingin sekali menjadi anak kebanggaan mereka, saya tidak ingin membuat mereka kecewa. Salah satu hal yang saya bisa lakukan adalah dengan belajar sungguh-sungguh untuk bisa meraih cita-cita.
Sewaktu kecil, cita-cita saya adalah ingin menjadi dokter. Kemudian ingin menjadi guru. Lalu, di SMP ingin menjadi Reporter. Ketika masuk SMA, ingin menjadi ekonom. Begitulah, waktu itu saya belum bisa fokus untuk cita-cita. Namun sekarang, saya membulatkan tekad untuk bisa menjadi guru.
Menurut saya, menjadi guru itu menyenangkan. Kita bisa berbagi ilmu, berlatih berbicara di depan banyak orang, dan tentunya kita bisa berpartisipasi untuk mewujudkan salah satu tujuan negara yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Saat ini saya masih berstatus sebagai siswi di salah satu SMA yang boleh dikatakan favorit di Kota Sukabumi, tepatnya bernama SMA Negeri 3. Kami akrab menyebutnya Smanti. Saya beruntung dapat bersekolah disini, karena tidak hanya favorit, disinipun tersedia beasiswa, dan siswa-siswi nya memiliki semangat belajar yang tinggi. Mudah-mudahan itu bisa memotivasi saya untuk lebih berprestasi.
Sebenarnya dulu saya tidak berniat untuk bersekolah di Smanti, padahal banyak yang berkata “apa yang kurang dari Smanti ?”. Saat itu, saya lebih tertarik untuk bersekolah di BINA SISWA SMA PLUS Cisarua, Kab. Bandung Barat. Sekolah tersebut diperuntukan bagi putra-putri daerah yang kurang mampu, namun berprestasi. Baik di bidang akademik maupun non-akademik. Jika saya di terima disana, saya akan tinggal di asrama. Namun saya belum beruntung, masih ada orang yang lebih berhak dari saya. Dari dua tes yang ada, saya hanya lolos di tes administrasi. Tetapi ternyata benar kata pepatah bahwa “Semua Peristiwa ada Hikmahnya”. Saya bisa bersekolah di Smanti yang tak kalah kualitasnya, serta menjadi siswa di kelas percepatan.
Banyak lulusan Smanti yang sekarang menjadi orang sukses. Sebut saja pak Ahmad Heryawan, atau yang sering di sapa pak Aher. Saat ini, beliau menjabat sebagai orang no 1 di Jawa barat. Bukankah itu sebuah prestasi? Lalu ada Desi Ratnasari yang sukses di dunia entertainment. Serta banyak yang sekarang berprofesi sebagai dokter, guru, akuntan, insinyur, wirausahawan, dan lain-lain.
Untuk bisa menjadi lulusan Smanti maupun SMA lain, tentunya banyak hal yang harus diusahakan. Salah satu hal yang paling penting ialah Ujian Nasional (UN). Kebetulan UN tahun pelajaran 2012-2013 ini akan di laksanakan pada 15-18 april. Waktunya sekitar 3 minggu dari sekarang.
Waktu menjelang Ujian Nasional (UN) adalah waktu yang cukup mendebarkan bagi saya. Karena di masa ini, banyak peristiwa penting yang harus di persiapkan dengan matang. Mulai dari daftar SNMPTN, UAS, Ujian Praktek, sampai Ujian Sekolah. Alhamdulillah apabila dilaksanakan, satu per-satu telah tuntas.
Pertengahan Februari kemarin, saya sudah daftar untuk SNMPTN. Diurutan pertama, saya memilih Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan prodi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi. Serta Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di pilihan kedua, dengan prodi Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi. Alasan saya memilih PTN tersebut, yakni karena selain berkualitas juga lokasinya yang tidak terlalu jauh dan tidak pula terlalu dekat dari Sukabumi.
Lalu mengapa Pendidikan Ekonomi menjadi prioritas ?
Saya sangat menyukai pelajaran Ekonomi. Di Ekonomi, saya bisa mempelajari dan memahami perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber dayanya, dan caranya dalam mengambil keputusan. Maka dari itu, sewaktu penjurusan di semester 2 lalu saya memilih program IPS. Saya pun mengikuti seleksi Olimpiade Ekonomi di Sekolah. Alhamdulillah lolos ke 7 besar, dan menjadi tim OSN Smanti untuk maju ke tingkat Kota.
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh tim OSN adalah mengikuti PPO (Pembinaan Peserta Olimpiade) yang di bina langsung oleh guru di tiap bidang pelajaran yang di OSN-kan. Saya mencoba serius ikut PPO, agar nanti ketika kompetensi saya bisa. Selain berdo’a kepada Allah SWT tentunya.
Tepat pada 4-5 april 2011, OSN bidang Ekonomi tingkat Kota berlangsung. Pada waktu itu, pelaksanaannya di SMAN 4 Sukabumi. Awalnya saya sempat tidak percaya diri ketika melihat banyak siswa dari SMA lain. Apalagi ada perwakilan dari SMA BPK Penabur yang merupakan saingan berat Smanti di bidang Olimpiade Ekonomi. Tapi saya mencoba meyakinkan diri, bahwa saya pun bisa. Insyaallah.
Akhirnya ketika pengumuman juara-juara OSN, Smanti memperoleh gelar Juara Umum. Dengan memperoleh 4 emas, 4 perak, dan 3 perunggu. Alhamdulillah, saya masuk ke daftar juara-juara tersebut. Tepatnya juara 3. Dengan prestasi yang saya dapatkan ini, saya berharap bisa menjadi motivasi bagi orang-orang yang berada di sekitar saya.
Berbagai lomba yang di adakan oleh Universitas pun pernah saya ikuti, diantaranya:Olimpiade Ekonomi tingkat SMA sederajat se-Jawa barat, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Pada 18-19 september 2012 lalu, dengan meraih juara harapan 1. High School Economic Competition tingkat SMA sederajat se-Jawa barat, DKI Jakarta, dan Banten di Universitas Padjajaran (Unpad). Pada 21-22 november 2012 lalu, dengan menjadi semi-finalis. Saya berharap dengan ikut sertanya saya di perlombaan di atas, akan meningkatkan peluang saya untuk bisa duduk di perguruan tinggi.
Tidak mudah memang untuk bisa menggapai semua harapan dan cita-cita. Ada saja ujiannya. Mulai dari malas mengerjakan tugas, terganggu oleh urusan cinta yang belum waktunya, sampai kegagalan yang kadang membuat kita putus asa. Namun tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Asalkan kita giat berusaha, memohon keridhoan orangtua, lalu setelahnya bertawakal kepada Allah SWT. Apapun bisa menjadi mungkin.
Masuk ke perguruan tinggi, apalagi PTN merupakan salah satu tantangan tersendiri bagiku. Bayangkan saja, di tahun lalu pada jalur SNMPTN Undangan, dari 230.000 orang pendaftar yang diterima hanya 150.000 orang. Padahal kita tahu, tahun lalu tidak semua SMA/SMK/MA bisa mendaftar. Hanya sekolah yang di undang saja yang bisa. Sedangkan untuk tahun ini, semua sekolah mendapatkan kesempatan yang sama.
Sangat indah sepertinya jika 5 tahun yang akan datang (2018), saya di wisuda. Kemudian orangtua saya menangis. Bukan karena sedih, melainkan bahagia yang memuncak. Lalu tidak lama setelah itu, saya ditempatkan untuk mengajar di sebuah sekolah di manapun itu. Saya akan berusaha untuk mengabdi di sana. Tak hanya saya, teman-teman yang sekelas dengan saya pun berhasil di bidangnya masing-masing. Semoga apa yang kami cita-citakan tercapai. Amiin..
0 Response to "Sebuah Esai : Saya di Tahun 2018"
Posting Komentar