Sebuah Kisah : Ternyata Ada Sampah di Hati

ilustrasi


πŸ‘€
Ada seorang laki-laki yang berbeda paham dengan seorang guru sampai mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar, meluapkan kebenciannya dengan umpatan dan bahasa kasar kepada Sang Guru.

πŸ‘³
Sang Guru hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun.

πŸ™Ž
Setelah lelaki tersebut pergi, salah satu murid yang melihat peristiwa itu dengan penasaran bertanya :
"Mengapa Guru diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut ?"

πŸ‘€
Ditatapnya wajah murid itu dan beberapa saat kemudian, Sang Guru malah bertanya kepada si murid :
“Jika seseorang memberimu sesuatu, tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapa kah pemberian itu ?”

“Tentu saja menjadi milik si pemberi.” jawab si murid.

“Begitu pula dengan kata-kata kasar itu.”, tukas Sang Guru.

“Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri. Dia tidak menyadari, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat. karena sebuah energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup.”


Kemudian, lanjut Sang Guru,
”Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.
Demikian halnya, jika di luar sana ada orang yang marah-marah kepadamu, menghujatmu, membencimu, merendahkanmu. Biarkan saja. Karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka. Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu.”

πŸ‘₯
“Hari ini begitu banyak orang di jalanan yang hidup dengan membawa sampah di hatinya;  sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, Egois dan lainnya. Maka jadilah kita orang yang BIJAK dan ARIF muridku.”

🍁
Sang Guru pun melanjutkan nasihatnya :

“Jika engkau tidak mungkin memberi, janganlah mengambil.”

“Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci.”

“Jika engkau tidak  dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih.”

“Jika engkau tidak  bisa memuji, janganlah menghujat.”

“Jika engkau tidak dapat menghargai, janganlah menghina.”

“Jika engkau tidak suka bersahabat, janganlah bermusuhan."

🌺🌺🌺

Duhai Sahabatku...

Inilah saatnya kita melatih diri untuk membuang semua sampah atau ke-ego-an, yang ada di hati kita.

Belajarlah terus dari tiap pengalaman diperjalanan kehidupan kita, karena sejatinya pengalaman mampu mematangkan jiwa bila kita mau belajar darinya.

Marilah kita renungkan untuk diri kita masing-masing : mampukah kita mengikuti nasihat dan meneladani kebijakan Sang Guru dalam kisah diatas ?

Oleh : Zubaydah

0 Response to "Sebuah Kisah : Ternyata Ada Sampah di Hati"

Posting Komentar